Geodesi

Geodesi adalah disiplin ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan perepresentasian dari Bumi dan benda-benda langit lainnya, termasuk medan gaya beratnya masing-masing, dalam ruang tiga dimensi yang berubah dengan waktu.

Geologi

Geologi adalah  ilmu tentang bumi dengan berbagai aspeknya, termasuk di dalamnya adalah batuan, bentuk atau struktur dan hubungan antar batuan serta proses kejadiannya. Ilmu geologi mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan bumi sebagai obyek, dengan ruang lingkup yang luas, misalnya batuan dan mineral, minyak dan gas bumi, gunung api dan panas bumi, atau struktur bumi dan gempa bumi. Dalam ilmu geologi juga akan dipelajari tentang jenis batu, struktur, bentuk, letak dan lokasinya di dalam bumi, dan berbagai karakteristik lainnya

Gerak Vertikal dan Horizontal Kulit Bumi

Tenaga Endogen

Tektonisme adalah proses pergerakan, pengangkatan, lipatan, dan patahan pada batuan sehingga mengalami perubahan bentuk, volume, letak, dan atau posisi lapisan bumi secara mendatar atau vertikal. Tenaga tektonik yang terjadi merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi.

Tenaga endogen merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga endogen inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan pada kulit bumi, yang meliputi bagian luar permukaan bumi hingga bagian dalam bumi.

Adapun tenaga endogen dapat berupa:

Epirogenesa (Epiros-Benua, Genesis-Pembentukan)

Epirogenesa yaitu bagian perubahan wujud daratan yang disebabkan oleh tenaga lambat dari dalam bumi dengan arah vertikal, baik ke atas maupun ke bawah melewati daerah yang sangat luas. Epirogenesa dibagi menjadi dua:

  • Epirogenesa positif, yaitu sikap yang dibuat yang mengakibatkan turunnya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan cairan laut terlihat naik dan daratan menurun.
  • Epirogenesa negatif, yaitu sikap yang dibuat yang mengakibatkan naiknya lapisan kulit bumi, sehingga permukaan cairan laut terlihat turun dan daratan menaik.

Proses epirogenesa yang terjadi pada daerah yang sangat luas, maka akan membentuk suatu benua. Proses ini dikenal dengan istilah continent building forces.

epirogenesa

Orogenesa (Oros-Gunung, Genesis-Pembentukan)

Orogenesa adalah pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat dan meliputi wilayah yang sempit. Tektonik Orogenesa kebanyakan disertai bagian pelengkungan (warping) dan lipatan (folding) yang terjadi

Ada dua macam bentuk permukaan bumi akibat tenaga orogenetik, yaitu:

Lipatan (Fold) merupakan suatu bentuk rupa bumi yang mengalami pengerutan karena tekanan horizontal pada kulit bumi yang sifatnya elastis. Lipatan yang terlipat ke atas dapat disebut antiklinal, sedangkan lipatan yang terlipat kebawah dapat disebut sinklinal.

Orogenesa

Patahan atau Sesar (Fault) merupakan suatu bentuk rupa bumi yang patah atau retak karena tekanan horizontal pada kulit bumi yang melebihi batas elastis, sedangkan untuk tekanan vertikal sendiri karena akibat pembebanan batuan diatasnya. Pergeseran bidang batuan tersebut terjadi secara vertikal atau horizontal.

Terdapat dua jenis patahan yaitu horst dan graben (slenk), dan retakan (jointing). Salah satu contoh hasil Orogenesa yaitu deretan Lekukan Mediterania.

Soal IPS Geografi kelas 7

Proses orogenesa yang terjadi pada daerah yang luas akan membentuk suatu pegunungan dan dikenal sebagai mountain building forces. Kedua gaya tersebut menyebabkan terbentuknya bentuk-bentuk bentang alam yang membangun (contructional landforms).

Apabila di suatu daerah yang tersusun dari batuan yang perlapisannya horizontal, maka terbentuk bentang alam yang disebut dengan dataran.

Proses itu dapat terjadi pada lapisan-lapisan batuan yang berada di bawah laut, kemudian terangkat oleh gaya endogen menghasilkan bentuk bentang alam daratan.

Tenaga Eksogen

Tenaga eksogen merupakan tenaga yang berasal dari luar bumi, dan hanya bekerja pada permukaan bumi. Biasanya tenaga eksogen merusak apa yang telah dibangun oleh tenaga endogen hingga kemudian mendapatkan bentuk akhir.

Tenaga eksogen dapat dikelompokkan beberapa hal, yakni:

Pelapukan

Pelapukan digolongkan menjadi 3 macam:

  • pelapukan mekanis, diakibatkan oleh pemuaian dan penyusutan batu-batuan sebagai akibat naiknya suhu udara pada siang hari dan menurunnya suhu pada malam hari
  • pelapukan biologis, disebabkan oleh makhluk hidup, seperti desakan akar tumbuh-tumbuhan pada batuan.
  • pelapukan kimiawi, diakibatkan oleh adanya gas asam arang yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan sehingga merusak batuan-batuan sekaligus mengubah susunan kimiawinya.

Pengangkutan

Pengangkutan adalah pemindahan serta penempatan bahan-bahan yang sudah lapuk dan terkikis. Pada umumnya pengangkutan dapat terjadi dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Pengikisan

Pengikisan adalah gaya perusakan batu-batuan pada permukaan bumi.

Pengendapan

Pengendapan merupakan kelanjutan dari tenaga eksogen dalam mencapai pekerjaan akhir. Bahan-bahan diangkut dan dikikis selama dalam pengangkutan akan diendapkan di suatu tempat yang lebih rendah. Hasilnya disebut bahan endapan atau aluvial. Biasanya pengendapan dapat terjadi di dasar laut, sungai, dasar danau, atau dataran rendah.

Perubahan pada bumi disebabkan oleh perombakan akibat adanya tenaga geologi. Tenaga geologi tersebut menghasilkan berbagai relief di permukaan bumi. Bentuk permukaan bumi yang kita tempati tidak rata. Kenyataannya permukaan bumi ada yang cembung ada yang cekung. Bentuk cembung dapat berupa bukit, gunung, maupun pegunungan. Sedangkan bentuk cekung dapat berupa lembah, danau, maupun lautan.

Intrusi dan Ekstrusi Magma

Vulkanisme merupakan peristiwa dengan skala besar. Peristiwa vulkanisme merupakan peristiwa yang dapat menghasilkan berbagai macam bentukan. Adapun hasil- hasil dari vulkanisme ini meliputi dua bentuk meliputi intrusi dan juga ekstrusi magma.  Penjelasan dari masing- masing hasil dari vulkanisme adalah sebagai berikut:

Intrusi Magma

Intrusi magma merupakan aktivitas terobosan magma ke dalam lapisan- lapisan litosfer namun terobosan magma tersebut tidak sampai ke permukaan Bumi. Dalam peristiwa intrusi magma ini tidak ditemui adanya lava, karena magma yang keluar tidak mencapai ke permukaan Bumi.

Macam- macam dari intrusi magma antara lain sebagai berikut:

  • Batolit, merupakan batuan beku yang terbentuknya di dalam dapur magma. Batolit ini terbentuk sebagai akibat dari penurunan suhu yang terjadi sangat lambat.
  • Lakolit,  merupakan magma yang menyusup di antara lapisan- lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan yang berada di atasnya menjadi terangkat sehingga akan menyerupai lensa cembung. Sementara permukaan yang berada di atasnya tetap rata atau datar.
  • Sill, merupakan lapisan magma yang tipis yang menyusup di antara lapisan- lapisan batuan yang ada di bawah permukaan Bumi.
  • Diaterma, merupakan batuan yang mengisi pipa letusan. Pipa letusan sendiri mempunyai bentuk silinder, yang terdapat mulai dari dapur magma sampai dengan ke permukaan Bumi.
  • Korok/ gang, merupakan batuan hasil intrusi magma yang memotong lapisan- lapisan litosfer yang berbentuk pipih atau berbentuk lempeng.
  • Apolisa, merupakan sebutan bagi semacam cabang dari intrusi korok atau yang dikenal juga dengan intrusi gang, namun ukurannya lebih kecil atau percabangan dari magma yang ukurannya kecil atau yang sering juga disebut dengan urat- urat magma.

Ekstrusi magma

Ekstrusi magma merupakan proses keluarnya magma dari dalam Bumi dan sampai ke permukaan Bumi.

Aktivitas ekstrusi magma ini akan mengeluarkan berbagai material. Beberapa material yang dikeluarkan dari aktivitas ekstrusi magma antara lain adalah:

  • Lava, yakni magma yang keluar sampai ke permukaan Bumi dan mengalir hingga ke permukaan Bumi.
  • Lahar, yaitu material campuran antara lava dan juga materi- materi yang terdapat di permukaan Bumi berupa pasir, kerikil atau bahkan debu dengan air sehingga membentuk lumpur.
  • Eflata dan piroklastika, yakni material padat berupa bom, lapili, kerikil, dan juga debu vulkanik.
  • Ekhalasi atau gas, yakni material berupa gas asam arang, seperti fumarol yakni uap air dan zat lemas), solfatar atau sumber gas belerang, dan mofet gas asam arang.

Ekstrusi Magma dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

  1. Ekstrusi magma berdasarkan kekuatan tekanan gasnya
  2. Ekstrusi magma berdasarkan tempat terjadinya

Ekstrusi magma berdasarkan kekuatan tekanan gasnya

Berdasarkan kekuatan tekanan gasnya, ekstrusi magma dibagi lagi menjadi 3 kelompok, yaitu antara lain:

  • Ekstrusi eksplosif adalah erupsi magma yang disertai dengan suara letusan yang keras dan juga mengeluarkan banyak material dari perut bumi.
  • Ekstrusi efusif adalah erupsi kecil yang tidak sampai menimbulkan suara ledakan karena tekanan gas dari dalam perut bumi tidak sekuat dari ekstrusi eksplosif 
  • Ekstrusi campuran adalah gabungan dari proses ekstrusi eksplosif dan ekstrusi efusif yang terjadi secara bergantian.

Ekstrusi magma berdasarkan tempat terjadinya

Berdasarkan tempat terjadinya, ekstrusi magma dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:

Ekstrusi linier, yaitu peristiwa keluarnya magma dari dalam perut bumi yang keluar dari celah yang ada di sepanjang retakan, yang mengakibatkan terbentuknya gunung api kecil di sekitar pegunungan yang memiliki retakan tersebut.

Ekstrusi sentral, yaitu peristiwa keluarnya magma melalui saluran tunggal dan langsung dari dalam perut bumi. Pada erupsi ini nantinya akan terbentuk gunung-gunung yang berdiri sendiri akan tetapi ukurannya cukup besar.

Ekstrusi areal, yaitu peristiwa keluarnya magma dari lubang yang besar, besarnya lubang tersebut disebabkan karena dekatnya permukaan muka bumi dengan dapur magma, hal ini menyebabkan magma menjadi menghancurkan dapur magmanya sendiri dan meleleh keluar bumi.

Bentuk Gunung Api

Gunung Api Maar

Bentuk Gunung Api

Gunung api ini terbentuk karena terjadinya erupsi eksplosif, sehingga meninggalkan kawah yang cukup besar.

Bentuk gunung api ini memiliki ciri-ciri:

  • Gunung api ini terbentuk karena ada letusan besar yang membentuk lubang besar atau eksplosif pada puncak yang disebut kawah.
  • Bentuk gunung api ini, sekali meletus dengan eksplosif, maka menjadi gunung api yang mati
  • Memiliki dapur magma yang dangkal dengan tekanan yang tinggi
  • Gunung api ini memiliki corong. Contohnya Gunung Lamongan Jawa Timur dengan kawahnya Klakah

Gunung Api Strato/ Kerucut

bentuk gunung api

Gunung api strato memiliki ciri-ciri:

  • Terbentuk akibat erupsi yang berganti-ganti antara efusif dan eksplosif, sehingga memperlihatkan batuan beku yang berlapis-lapis pada dinding kawahnya
  • Mengalami letusan yang berkali-kali, dengan dapur magma yang dalam dan viskositas serta kekentalan magma tinggi
  • Contohnya Gunung Merapi, Gunung Tangkuban Perahu atau secara umum sebagian besar gunung api di Indonesia memiliki bentuk strato atau kerucut.

Gunung api Perisai

bentuk gunung api

Gunung api perisasi atau dikenal dengan gunung api tameng, memiliki ciri-ciri:

  • Gunung api ini terjadi karena magma cair keluar dengan tekanan rendah hampir tanpa letusan atau letusan efusif.
  • Dapur magma dangkal dengan magma yang sangat cair
  • Lereng yang terbentuk menjadi sangat landai. Contohnya Maona Loa, Mona Kea di Kep Hawaii, Amerika Serikat.

Tipe Letusan Gunung Api

Letusan tipe Hawai

Letusan tipe Hawai terjadi pada gunung yang memiliki lava sangat cair dan memiliki bentuk seperti perisai atau tameng di mana lava dapat mengalir ke segala arah. Letusan tipe Hawai memiliki skala letusan relatif kecil namun memiliki intensitas yang tinggi.

Letusan tipe Stromboli

Letusan tipe stromboli memiliki interval interval waktu yang hampir sama di setiap letusannya. Letusan tipe stromboli dapat terjadi setiap beberapa kali dalam interval waktu yang sama. Material-material yang keluar akibat letusan tipe stromboli ini berupa bom, lipari maupun abu vulkanik. Ciri-ciri letusan ini antara lain lava/magma sangat encer, kedalaman dapur magma dangkal dan tekanan gas (viskositas) sedang. Contoh Gunung api yang memiliki tipe stromboli antara lain gunung Visuvius di Italia, dan gunung Raung di Jawa Timur.

Letusan tipe Vulkanian

Merupakan letusan yang mengeluarkan material- material padat seperti bom, abu vulkanik, lapili dan juga bahan- bahan padat atau cair seperti lava. Letusan tipe vulkanian terjadi karena lobang kepundan tertutup oleh sumbat lava atau magma yang membeku di pipa magma setelah kejadian

Letusan tipe Perret/Plinian

Karakteristik yang dimiliki oleh letusan ini adalah ketika erupsi dikeluarkannya juga gas yang sangat tinggi dan juga awan yang menyembur menyerupai kembang kol. Tipe letusan ini merupakan letusan yang paling dahsyat di antara tipe letusan gunung api lainnya. Letusan tipe Plinian terjadi ketika magma yang sangat kental dengan kandungan gas tinggi menyemburkan material letusan hingga mencapai stratosfir dan menyebabkan perubahan iklim secara global

Letusan tipe Merapi

Tipe letusan merapi ini adalah letusan untuk gunung yang memiliki lava yang kental yang dapat menyumbat mulut kawah. Hal ini akan berakibat tekanan gas menjadi semakin kuat dan bertambah kuat dan menyebabkan sumbatan di mulut kawah menjadi pecah dan terangkat ke atas. Sumbatan di mulut kawah yang terangkat ke atas dan pecah ini pada akhirnya terlempar keluar. Material- material ini akan turun ke lereng gunung menjadi sebuah ladu atau gloedlawine. Selain menghasilkan material- material tersebut, tipe letusan ini juga mengeluarkan awan panas atau yang disebut dengan gloedwolk.

Letusan tipe Pelee

Adalah letusan yang terjadi apabila terdapat sumbatan kawah di puncak gunung api yang berbentuk jarum sehingga akan menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila sumbatan pada kawah gunung tersebut tidak terlalu kuat maka gunung ini akan meletus. Tipe letusan ini menyerupai tipe Vulcanian dengan magma yang kental bertipe riolitik atau andesit. Ciri utama letusan tipe Pelee magma atau lava kental, tekanan gas/viskositas sangat tinggi, dan dapur magma dangkal.

Letusan tipe St. Vincent

Letusan tipe St. Vincent terjadi pada gunung api yang memiliki danau kawah. Ketika gunung ini meletus maka air di danau kawah tersebut akan tumpah bersama lava. Ciri-ciri khusus dari letusan ini adalah lava atau magma kental, tekanan gas / viskositas sedang dan dapur magma dangkal. Letusan tipe St. Vincent pernah terjadi di Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919.

Sumber Pustaka:
https://ilmubatugeologi.blogspot.com/
http://p2k.unkris.ac.id/
http://geografi.upi.edu/
https://ilmugeografi.com/
https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/

By Koko

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *