Rahasia Kesehatan Tersembunyi dalam Daun Bayam

Bayam (Spinacia oleracea) adalah tanaman berbunga tahunan yang dapat dimakan dan diyakini berasal dari Persia kuno kemudian diperkenalkan ke India dan China di mana ia dikenal sebagai “sayuran Persia”. Catatan tertulis pertama tentang bayam ada di China sekitar tahun 647 Masehi, dan pada abad ke-12, bayam menjadi sayuran populer di wilayah Mediterania Arab. Popularitasnya di Inggris dan Prancis pada abad ke-14 disebabkan oleh kemampuannya untuk tumbuh di awal musim semi ketika belum banyak sayuran lain yang tersedia.

Bagian yang dimakan dari bayam adalah daunnya. Saat ini, secara botani, bayam termasuk dalam keluarga “goosefoot” yang juga mencakup bit, sawi, amaranth, dan quinoa. Nama “Florentine” diberikan kepada hidangan yang mengandung bayam (seringkali dengan saus krim); diyakini berasal dari abad ke-6 ketika bayam menjadi makanan favorit Catherine de Medici, yang berasal dari Florence.

Kandungan Gizi Bayam

Daun bayam mengandung berbagai nutrisi termasuk klorofil dan karotenoid (prekursor vitamin A) serta nutrisi penting untuk mata seperti lutein dan zeaxanthin. Bayam juga merupakan sumber yang sangat baik untuk vitamin A, C, K, dan asam folat – 100 gram bayam mengandung 20 persen dari kebutuhan harian akan vitamin-vitamin ini. Bayam juga merupakan sumber yang baik untuk mangan, magnesium, kalsium, kalium, dan zat besi. Vitamin K penting untuk menjaga kesehatan tulang dan kandungannya sangat tinggi dalam daun bayam.

Bayam juga merupakan sumber vitamin B2 dan B6, vitamin E, dan serat pangan. Terdapat beberapa perdebatan tentang bayam sebagai sumber zat besi karena kandungan asam oksalatnya yang menghambat penyerapan zat besi, sehingga mengurangi tingkat penyerapan zat besi yang dapat digunakan oleh tubuh. Penyerapan kalsium juga dipengaruhi oleh asam oksalat – hanya sekitar 5 persen dari kandungan kalsium dalam bayam yang sebenarnya diserap oleh tubuh.

Warna hijau gelap pada bayam menunjukkan tingkat karotenoid dan klorofil yang tinggi, yang memiliki sifat antioksidan dan “pembersihan”.

Efek penyembuhan

Selain dikenal karena kandungan nutrisinya yang lengkap, bayam juga mengandung fitokimia dan senyawa bioaktif yang dapat meningkatkan kesehatan melampaui asupan nutrisi dasar (termasuk senyawa fenolik dan nitrat). Senyawa-senyawa ini memiliki peran ganda dalam menghilangkan spesies oksigen reaktif dan dapat mengatur ekspresi serta aktivitas gen yang terlibat dalam metabolisme, proliferasi, dan peradangan. Mereka juga dapat mengurangi asupan makanan dengan merangsang sekresi hormon kenyang. Semua aktivitas ini berkontribusi pada sifat antikanker, anti-obesitas, hipoglikemik, dan hipolipidemik tanaman bayam.

Bayam juga telah menunjukkan aktivitas antikonvulsan, dapat mengurangi sindrom metabolik dan diabetes, menurunkan kolesterol darah yang abnormal, serta membantu penyembuhan luka. Secara tradisional, bayam digunakan untuk meredakan anemia dan karena sifat antibakteri, antiviral, dan antelmintik (pengusir cacing).

Kesehatan mata

Lutein dan zeaxanthin dalam bayam adalah nutrisi penting untuk mencegah degenerasi makula dan katarak.

Sistem saraf pusat

Bayam adalah salah satu tumbuhan dengan kandungan nutrisi tertinggi yang meningkatkan fungsi kognitif. Senyawa fenolik, flavonoid, dan karotenoid, bersama dengan vitamin dan mineral, meningkatkan kadar asetilkolin di hipokampus (bagian otak yang bertanggung jawab atas ingatan dan pembelajaran) serta faktor pertumbuhan neurogenik yang penting untuk perbaikan dan pemulihan rangkaian saraf otak.

Dalam sebuah studi pada pria dan wanita sehat, diet yang mengandung tambahan bayam dan kombinasi bayam dengan apel menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan yang kaya flavonoid dan nitrat ini dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan penurunan kognitif.

Sistem kardiovaskular

Senyawa flavonoid dalam bayam meningkatkan kadar oksida nitrat, yang menurunkan tekanan darah tinggi dan meningkatkan fungsi otot jantung. Jalur ini meningkatkan kekakuan arteri, mengurangi peradangan, serta meningkatkan fungsi platelet dan kinerja olahraga. Diet yang kaya bayam memiliki dampak signifikan dalam meningkatkan kesehatan kardiovaskular (dan paru-paru).

Resistensi insulin dan diabetes

Nitrat dalam bayam juga memiliki manfaat positif lainnya: meningkatkan status oksida nitrat akan meningkatkan metabolisme lipid, meredakan peradangan, dan mencegah perkembangan resistensi insulin.

Hambatan kanker

Penelitian telah menunjukkan bahwa fraksi glikolipid dalam bayam dapat menjadi penekan yang menjanjikan terhadap tumor padat, menjadikan bayam sebagai makanan sehat yang memiliki aktivitas antitumor.

Detoksifikasi dan penyegaran

Klorofil (dengan magnesium sebagai inti molekulnya) membersihkan tubuh, menghilangkan bau tidak sedap, dan dapat membersihkan napas setelah mengonsumsi makanan seperti bawang putih. Klorofil juga memiliki sifat antioksidan yang kuat.

Cara mengonsumsi bayam

Untuk mendapatkan nutrisi optimal, daun bayam perlu dikukus dan dimakan dengan sedikit minyak: minyak zaitun, minyak macadamia, minyak kelapa, mentega yang dihasilkan dari susu sapi yang digembalakan secara organik, atau sedikit mentega rumput organik. Hal ini terutama berlaku untuk menyerap nutrisi lutein, betakaroten, dan zeaxanthin.

Keamanan

Seperti kebanyakan sayuran hijau berdaun, bayam mengandung jumlah oksalat (asam oksalat) yang tinggi. Individu dengan riwayat batu ginjal yang mengandung oksalat sebaiknya menghindari mengonsumsi bayam secara berlebihan. Asam oksalat juga dapat menghambat penyerapan mineral lain, seperti kalsium, tetapi memiliki hubungan yang positif dengan kandungan nitrat dalam sayuran ini. Memasak bayam dengan cara yang ringan diyakini dapat mengurangi kandungan asam oksalat tanpa berdampak buruk pada kandungan nitratnya.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *