Mengetahui Penyebab Asma dan Cara Mengatasi Serangan Asma

Penyebab Asma: Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Asma

Penyebab Asma | Asma merupakan penyakit pernapasan yang sering terjadi dan menyerang banyak orang dari segala usia. Penyakit ini disebabkan oleh adanya inflamasi atau peradangan pada saluran pernapasan yang membuatnya menjadi sempit dan sulit untuk dilewati oleh udara. Hal ini menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan bernapas dan seringkali disertai dengan gejala lain seperti batuk, sesak napas, dan dada terasa sesak.

Hiperaktivitas bronkus merupakan ciri khas asma dan dapat diukur secara tidak langsung untuk menentukan beratnya kondisi pada pasien. Terdapat berbagai cara untuk mengukur hiperaktivitas bronkus, antara lain uji provokasi beban kerja, inhalasi udara dingin, inhalasi antigen, maupun inhalasi zat nonspesifik.

Pencetus serangan asma dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti alergen, virus, dan iritan yang dapat menginduksi respon inflamasi akut yang terdiri atas reaksi asma dini (early asthma reaction = EAR) dan reaksi asma lambat (late asthma reaction = LAR). Setelah kedua reaksi tersebut, proses dapat berlanjut menjadi reaksi inflamasi sub-akut atau kronik yang menyebabkan inflamasi pada bronkus dan sekitarnya. Terjadi infiltrasi sel-sel inflamasi terutama eosinofil dan monosit dalam jumlah besar ke dinding dan lumen bronkus.

Penyempitan saluran napas pada asma merupakan suatu hal yang kompleks karena lepasnya mediator dari sel mast yang banyak ditemukan di permukaan mukosa bronkus, lumen jalan napas, dan di bawah membran basal. Selain sel mast, sel lain yang juga dapat melepaskan mediator adalah sel makrofag alveolar, eosinofil, sel epitel jalan napas, netrofil, platelet, limfosit, dan monosit.

Inhalasi alergen dapat mengaktifkan sel mast intralumen, makrofag alveolar, nervus vagus, dan mungkin juga epitel saluran napas. Peregangan vagal menyebabkan refleks bronkus, sedangkan mediator inflamasi yang dilepaskan oleh sel mast dan makrofag akan membuat epitel jalan napas lebih permeabel dan memudahkan alergen masuk ke dalam submukosa, sehingga memperbesar reaksi yang terjadi.

Mediator inflamasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat menyebabkan serangan asma melalui sel efektor sekunder seperti eosinofil, netrofil, platelet, dan limfosit. Sel-sel inflamasi ini juga mengeluarkan mediator yang kuat seperti lekotriens, tromboksan, PAF, dan protein sitotoksis yang memperkuat reaksi asma. Keadaan ini menyebabkan inflamasi yang akhirnya menimbulkan hipereaktivitas bronkus.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya asma

Asma dapat terjadi pada siapa saja, namun ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi terjadinya asma. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya asma:

1. Faktor Genetik

Faktor genetik atau keturunan dapat mempengaruhi terjadinya asma. Jika seseorang memiliki riwayat keluarga yang menderita asma, maka kemungkinan besar ia juga akan mengalami asma. Faktor genetik ini berkaitan dengan sensitivitas tubuh terhadap faktor pencetus asma seperti debu, serbuk sari, dan udara dingin.

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan seperti polusi udara, paparan asap rokok, dan kelembaban yang tinggi dapat mempengaruhi terjadinya asma. Polusi udara dan asap rokok dapat merangsang saluran pernapasan dan menyebabkan inflamasi. Selain itu, kelembaban yang tinggi juga dapat menyebabkan tumbuhnya jamur dan bakteri yang dapat memicu terjadinya asma.

3. Faktor Psikologis

Faktor psikologis seperti stres dan kecemasan juga dapat mempengaruhi terjadinya asma. Kondisi stres dan kecemasan dapat menyebabkan perubahan pada sistem imun tubuh dan memicu terjadinya inflamasi pada saluran pernapasan.

4. Faktor Gizi

Faktor gizi juga dapat mempengaruhi terjadinya asma. Kekurangan vitamin D dan asam lemak omega-3 dapat meningkatkan risiko terjadinya asma. Vitamin D dan asam lemak omega-3 dapat membantu mengurangi inflamasi pada saluran pernapasan dan meningkatkan fungsi paru-paru.

5. Faktor Infeksi

Infeksi virus dan bakteri juga dapat mempengaruhi terjadinya asma. Infeksi virus dapat merusak sel-sel pada saluran pernapasan dan menyebabkan inflamasi. Selain itu, infeksi bakteri juga dapat merusak sel-sel pada saluran pernapasan dan menyebabkan inflamasi.

6. Faktor Obesitas

Obesitas juga dapat mempengaruhi terjadinya asma. Orang yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami asma. Hal ini disebabkan karena obesitas dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh, termasuk pada saluran pernapasan.

7. Faktor Sosial Ekonomi

Faktor sosial ekonomi seperti pendidikan, pekerjaan, dan tingkat penghasilan juga dapat mempengaruhi terjadinya asma. Orang yang tingkat pendidikannya rendah, pekerjaan yang berhubungan dengan paparan bahan kimia, dan tingkat penghasilan yang rendah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami asma.

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya asma, kita dapat melakukan pencegahan dengan melakukan beberapa hal seperti:

  1. Menghindari faktor pencetus asma seperti debu, serbuk sari, udara dingin, dan asap rokok.
  2. Menjaga kelembaban di dalam rumah agar tidak terlalu tinggi atau rendah.
  3. Meningkatkan asupan gizi yang sehat dan seimbang.
  4. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
  5. Meningkatkan aktivitas fisik dan menghindari kegemukan.
  6. Meminimalkan stres dan kecemasan.
  7. Meningkatkan kualitas hidup dengan pendidikan dan pekerjaan yang baik.

Dengan melakukan pencegahan tersebut, kita dapat mengurangi risiko terjadinya asma dan menjaga kesehatan saluran pernapasan kita. Namun, jika sudah terlanjur mengidap asma, kita dapat mengontrolnya dengan melakukan pengobatan dan perawatan yang tepat. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan kondisi kita.


Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *